Cara install Hiawatha Web Server
Setelah mempertimbangkan berbagai macam software web server akhirnya saya ingin mencoba Hiawatha untuk digunakan pada NAT VPS saya dari MegaVZ, ini dikarenakan spesifikasi VPSnya sendiri cukup rendah dan reputasi softwarenya yang memiliki performa baik dengan resource terbatas. Alasan lain karena saya ingin mencobanya. 🙂 Sistem operasi yang digunakan adalah Ubuntu 14.04 x86 minimal.
Pertama silahkan update software package Ubuntu ke versi terbarunya, ini wajib sih menurut saya supaya sinkron dengan yang ada saat ini. Kemudian kita akan menambahkan public key dari repositorynya:
apt-key adv --recv-keys --keyserver keys.gnupg.net 79AF54A9
Nanti akan muncul balasan berikut:
Executing: gpg --ignore-time-conflict --no-options --no-default-keyring --homedir /tmp/tmp.CwyPsY1OAR --no-auto-check-trustdb --trust-model always --keyring /etc/apt/trusted.gpg --primary-keyring /etc/apt/trusted.gpg --recv-keys --keyserver keys.gnupg.net 79AF54A9
gpg: requesting key 79AF54A9 from hkp server keys.gnupg.net
gpg: key 79AF54A9: public key "Chris Wadge (tuxhelp.org package signing key) <[email protected]>" imported
gpg: Total number processed: 1
gpg: imported: 1 (RSA: 1)
Kemudian kita akan mengedit daftar repository yang bisa digunakan oleh Ubuntu memanfaatkan nano:
nano /etc/apt/sources.list
Tambahkan deb http://mirror.tuxhelp.org/debian/ squeeze main
didalamnya. Walau tulisannya Debian jangan khawatir, tetap bisa dipakai dalam Ubuntu kok.
Kemudian jalankan perintah:
apt-get update
Ini untuk memutakhirkan data software yang bisa diinstall dalam Ubuntu terutama dari repository yang baru kita tambahkan.
Akhirnya kita masuk ke proses instalasi Hiawatha Web Server beserta dependensinya:
apt-get install hiawatha
Seharusnya service Hiawatha akan otomatis aktif setelahnya, tapi kalau belum bisa dilakukan secara manual:
service hiawatha start
Nanti akan muncul halaman seperti berikut kalau anda mengakses alamat IP server anda:
Catatan saja, kalau anda menggunakan VPS yang hanya diberikan alamat IPv6 seperti milik saya maka perlu mengedit konfigurasi Hiawatha agar menggunakannya:
nano /etc/hiawatha/hiawatha.conf
Kemudian tambahkan alamat IPv6 didalam bagian berikut:
Binding {
Port = 80
Interface = alamat-ipv6-anda
MaxKeepAlive = 30
TimeForRequest = 3,20
}
Hilangkan simbol tanda pagar (#) juga, ini fungsinya untuk komentar dan kalau dibiarkan nanti tidak dieksekusi.
Selanjutnya restart layanannya:
service hiawatha restart
Selanjutnya untuk pembahasan berikutnya adalah menambahkan domain, PHP dan database MariaDB sudah dalam rencana saya.
Update 3 Februari 2016
Lanjutkan dengan instalasi PHP 5.6:
apt-get install php5 php-pear php5-curl php5-mysql php5-gd php5-mcrypt php5-fpm php5-opcache
Kemudian instalasi MariaDB 10.1, diawali dengan menambahka dependensi dan repositorynya:
sudo apt-get install software-properties-common
sudo apt-key adv --recv-keys --keyserver hkp://keyserver.ubuntu.com:80 0xcbcb082a1bb943db
sudo add-apt-repository 'deb [arch=amd64,i386] http://sgp1.mirrors.digitalocean.com/mariadb/repo/10.1/ubuntu trusty main'
Baru kita install:
apt-get update
sudo apt-get install mariadb-server
Jangan lupa setelahnya amankan database server:
mysql_secure_installation
Akhirnya silahkan edit konfigurasi Hiawatha lagi dan untuk menambahkan website tinggal edit bagian Virtual Hostnya. Contohnya seperti berikut:
VirtualHost {
Hostname = servernesia.com
WebsiteRoot = /var/www/servernesia.com/public_html
StartFile = index.php
AccessLogfile = /var/www/servernesia.com/logs/access.log
ErrorLogfile = /var/www/servernesia.com/logs/error.log
TimeForCGI = 5
UseFastCGI = PHP5
UseToolkit = wordpress
UseDirectory = static, files
}
Selesai semuanya, jangan lupa restart Hiawatha setelahnya dan coba akses situs yang baru anda tambahkan virtual hostnya. 🙂
kalo mau nambah addon domain gmn caranya pak?
dan juga cara buat sub domain (sub.servernesia.com)
suwun
Sudah saya tuliskan mas didalam tutorialnya. Memang campur jadi satu.
Tapi intinya edit
/etc/hiawatha/hiawatha.conf
dan tambahkan website anda disitu, kodenya bisa niru yang ada dalam artikel.oo gitu tog.. kirain mesti buat block untuk masing2 webnya (sprt di nginx)
suwun mas 🙂