Cara install OpenLiteSpeed

Jadi entah kenapa database server saya mati dini hari ini, yang saya gunakan adalah MariaDB dan gagal saya jalankan ulang. 🙁 Karena malas mikir apa penyebabnya dan baca – baca log errornya sendiri kurang jelas akhirnya saya putuskan sekalian install ulang semuanya. Termasuk web server OpenLiteSpeed.

Komposisi VPS yang saya gunakan:

  • RAM 512MB dan 1 vCPU
  • Centos 6 32-bit.
  • OpenLiteSpeed 1.3.12
  • MariaDB 5.5.46
  • PHP 5.6.11

Persiapan

Yang saya lakukan pertama adalah mengupdate semua paket aplikasi yang ada:

yum update

Kemudian menambahkan repository dari LiteSpeed dulu untuk CentOS 6:

rpm -ivh http://rpms.litespeedtech.com/centos/litespeed-repo-1.1-1.el6.noarch.rpm

Setidaknya ada satu dependensi (GeoIP) dan ini tidak ada di repository default, kita harus menambahkan EPEL juga:

wget http://download.fedoraproject.org/pub/epel/6/i386/epel-release-6-8.noarch.rpm
rpm -ivh epel-release-6-8.noarch.rpm

Buat juga repository untuk MariaDB 5.5:

nano /etc/yum.repos.d/MariaDB.repo

Kemudian isikan kode berikut:

[mariadb]
name = MariaDB
baseurl = http://yum.mariadb.org/5.5/centos6-x86
gpgkey=https://yum.mariadb.org/RPM-GPG-KEY-MariaDB
gpgcheck=1
exclude=MariaDB-Galera-server

Catatan: Anda bisa menginstall MySQL langsung dari repository. Ini cuma masalah preferensi saja, anda bisa menggunakan Percona juga sebagai alternatifnya. Yang pasti ketiga database server diatas masih sama cara – cara konfigurasinya, jadi ikuti saja tidak masalah apapun yang anda gunakan.

Instalasi dimulai!

Kemudian install OpenLiteSpeed 1.3.12

yum install openlitespeed

Disusul instalasi PHP 5.6.11

yum install lsphp56 lsphp56-mysql lsphp56-process lsphp56-mbstring lsphp56-mcrypt lsphp56-gd

Selanjutnya buat symbolic link dari default PHP yang digunakan OpenLiteSpeed ke PHP 5.6:

ln -sf /usr/local/lsws/lsphp56/bin/lsphp /usr/local/lsws/fcgi-bin/lsphp5

Diakhiri dengan MariaDB 5.5.46:

yum install MariaDB-server

Konfigurasi server

Kita setting dulu apa username dan password administrator dari OpenLiteSpeed:

/usr/local/lsws/admin/misc/admpass.sh

Jalankan proses MariaDB

service mysql start

Selanjutnya mari kita konfigurasi MariaDB dan mengamankannya:

mysql_secure_installation

Saat ditanya password root langsung saja ENTER karena masih kosong defaultnya, setelah itu silahkan isikan kata sandi untuk root database servernya.

Terakhir jangan lupa agar proses OpenLiteSpeed dijalankan:

/usr/local/lsws/bin/lswsctrl start

 

Selanjutnya?

Anda bisa mengakses halaman administrasi OpenLiteSpeed dengan melalui port 7080 dari server anda, misal: 192.168.1.55:7080. Dari sini anda bisa menambahkan website yang ingin dihosting dalam Virtual Host dan mengatur berbagai konfigurasi lainnya. 😉

45 Comments

    1. tambahan.
      dapat ilmu baru dari mas chandra 😀
      saya biasa langsung menunjuk direktori barunya saat nambah repo mariadb seperti ini :

      [mariadb]
      name = MariaDB
      baseurl = http://yum.mariadb.org/10.0.22/centos6-x86
      gpgkey=https://yum.mariadb.org/RPM-GPG-KEY-MariaDB
      gpgcheck=1

      setelah saya lihat pengaturan repo dari mas chandra, ternyata cukup seperti ini :
      baseurl = http://yum.mariadb.org/10.0/centos6-x86
      itu sudah include versi terbaru, pikir saya selama ini harus nunjuk direktori versinya langsung supaya dapat versi baru 😀 jadi kalau mau instal vps baru mesti lihat versi apa yang baru hehehe.

      nanya baris :
      exclude=MariaDB-Galera-server
      itu maksudnya apa ya mas? apa nggak dibutuhin.

      1. Lah kalau update versi edit repo dulu dong? Haha. 🙂 Saya tahunya yang ini mbak, saya catat di notepad entah sumbernya.

        Oh itu, ada latar belakang ceritanya mbak. Dulu pas masih belajaran install MariaDB asumsi nambahin reponya dan alurnya install pasti kurang lebih yang diketik akan seperti ini:

        yum install mariadb

        Nah… itu salah saya, karena seharusnya:

        yum install MariaDB-server

        Kalau yang pertama dieksekusi akan diinstall MariaDB Galera, ini versi terdistribusinya kalau mau dipakai dalam beberapa server sekaligus. Yang dipasang ini karena urutannya dalam daftar paket aplikasi diawal.

        Gara – gara ini juga sempat frustasi kok beda produk yang diinstall, padahal seharusnya mudah. Yah… belajar lagi jadinya. Haha 😀

    2. Aslinya yang bikin capek tadi mumpung install dari awal coba:

      • OpenLiteSpeed 1.4.13
      • MariaDB 10.1
      • PHP 7.0beta3

      Eh format virtual hostnya 1.4 agak beda dengan yang 1.3, nyerah deh gagal terus. 2 jam setting vhost cuma muncul halaman default, pusing jadinya. Balik kucing deh ke konfigurasi lama. Haha. 🙂 Kelamaan sudah keburu terang, ga kerja nanti kalau dicoba terus. Tapi suatu saat akan saya coba lagi.

  1. Gan cara mengoptimalkan web server openlitespeed gimana ya ? Ane pake openlitespeed untuk install wordpress.

    Paket installasinya.

    RAM 1GB dan 1 vCPU
    Centos 7 64-bit.
    OpenLiteSpeed 1.3.12
    MariaDB 5.5.46
    PHP 5.6.11

    1. Halo Yamien, setting default OpenLiteSpeed sebenarnya sudah cukup bagus kok mas. Tapi optimasi OLSWS ini cukup luas sih, dan sangat relatif sebenarnya tergantung spesifikasi server dan fungsinya.

      Secara umum dari ingatan saya:

      1. Kalau punya lebih dari 2 vCPU maka tingkat banyak prosesnya di Number of Workers. Aturannya banyak vCPU dibagi 2, misal ada 4 ya yang dipakai adalah 2.
      2. Tingkatkan memori yang digunakan oleh prosesnya supaya disimpan daripada dibuang. Ubah nilai Memory I/O Buffer. Ini mempercepat proses kalau dipanggil lagi datanya.
      3. Jika anda pakai Incapsula/CloudFlare atau reverse proxy lainnya maka aktifkan Use Client IP in header agar alamat IP asli pengunjung dapat diketahui.
      4. Hidupkan fitur Smart Keep-Alive karena ini mengurangi jumlah koneksi terbuka yang menganggur.
      5. Tergantung versi kernel Linux anda bisa mengutak – atik I/O Event Dispatcher dari poll menjadi epoll atau sebaliknya. Ini cocok – cocokan.

      Ngomong – ngomong spesifikasi VPS dan stack yang diinstall mirip mas, bedanya RAM saya cuma 512MB dan masih CentOS 6.5. Haha. 😀

      Trafficnya mas berapa? Menggunakan memori berapa banyak mas? Sekalian survey. 🙂

      1. Ok terimakasih mas Chandra, setting default OpenLiteSpeed sebenarnya sudah cukup ya, jadi saya biarkan saja mas. Soalnya saya masih baru mas di dunia Cloud Server.

        Ini juga sudah seneng banget bisa install WordPress manual di vps pake OpenLiteSpeed+MariaDB. Kemarin saya install WordPress On Ubuntu 14.04 yang one click itu mas. Al hasil traffic sudah 35k database sering mati mas.

        3. Saya ngga pakai Incapsula/CloudFlare mas.

        Ya emang sama mas beda RAM sama CentOS.

        Traffic masih sedikit mas 2k/hari. Memori yang ke pake 5GB an mas.

      2. Tambahkan CloudFlare atau Incapsula mas saran saya, ini bisa mengurangi beban server soalnya.

        Mas sewa VPS di Digital Ocean? RAMnya kok kepakai 5GB mas? Tidak salah tulis? Atau ini menghitung Swap juga?

        Anda bisa mengurangi kerja VPS dengan menambahkan PHP OPcache atau Memcached mas, jadi mengoptimalkan proses PHPnya.

  2. Halo mas Chandra, sekedar ingin tau nih. Kalo web server openlitespeed dibandingan nginx masih bagusan mana menurut mas ? soalnya jarang ada yang memberikan ulasan perbandingan khusus tentang dua web server ini dari segi performa. Jadi rada bingung milihnya.

    1. Halo mas Iqbal, ini opini lho ya dan berdasarkan pengalaman sampai saat ini. Jadi ada kemungkinan bias dan menjadi tidak akurat karena keterbatasan pengetahuan. Hehe. 🙂

      Secara fakta saya aktif menggunakan 4 jenis web server:

      • Nginx murni.
      • OpenLiteSpeed.
      • Hiawatha.
      • Apache + Nginx sebagai reverse proxy.

      Kalau kita bicara setting default – jadi setelah install cuma pasang website di virtual host – maka yang saya suka adalah ringannya OpenLiteSpeed. Mungkin karena web server ini sudah disetel defaultnya agar langsung tancap gas saja dari pembuatnya, soalnya saya perhatikan beberapa konfigurasinya memang sudah optimal atau malah adalah hal yang akan saya lakukan di Nginx.

      Tapi kalau kita mau memaksimalkan semuanya maka saya lebih percaya Nginx, selain enteng juga sangat fleksibel sekali. Selain optimasi Nginx juga menambahkan fitur cache yang sudah ada didalamnya akan sangat membantu meningkatkan performa dan mengurangi beban server. Dobel lah untungnya. 🙂 Tapi saya akui nyetelnya itu ga mudah juga.

      Sedangkan Hiawatha saya gunakan untuk ingin tahu saja, tapi perlahan – lahan jadi favorit saya. Haha. 😀 Dan Apache + Nginx karena ini servernya klien, masih menggunakan .htaccess dan enggan pindah ke Nginx penuh.

      Nah… mana yang paling tepat? Terus terang kalau trafiknya masih ribuan per hari anda tidak perlu khawatir karena OpenLiteSpeed dan Nginx dengan setting biasa saja masih lancar jaya. Yang manapun tidak salah kok karena keduanya jenis web server dengan performa tinggi dan rendah sumber daya yang dibutuhkan.

      Sekarang minat anda yang mana? Karena kalau ditelusuri lebih jauh lagi ya sama – sama bisa dioptimalkan mas. Hehe. 😀

      Oh ya, mungkin bisa jadi referensi. Lakukanlah benchmark PHP dan simulasi beban web server. Ini bisa jadi acuan apakah spesifikasi VPS anda masih cukup atau sudah saatnya upgrade, juga saatnya optimalisasi lebih lanjut.

      Mungkin pas ada kesempatan saya akan mencoba membandingkan beberapa web server saat diserbu pengunjung, masalahnya saya kurang ahli urusan load testing begini. Haha. 😀

      1. Nah… saya tidak terpikir akan menggunakan OLSWS sebagai reverse proxy mas. Lha tujuannya pada stack Apache+Nginx kan gara – gara kita ingin memanfaatkan rewrite Apache yang sudah sangat populer tapi dikombinasikan dengan ringannya Nginx dalam melayankan konten statis. Sedangkan OpenLiteSpeed sendiri sudah mendukung rewrite milik Apache, walaupun menambahkannya tidak lewat file .htaccess tapi di panel webnya. Jadi bingung juga manfaatnya apa. Haha. 😀

  3. Oh begitu mas, makasih atas penjelasannya 😀 , lengkap sekali saya jadi paham. Jadi untuk konfigurasi yang lebih performa maksimal Nginx salah satu rekomendasinya selain itu ada Openlitespeed yang hampir sama kualitasnya. Tapi tetep semua tergantung optimasi ya mas biar lebih baik performanya.

    Oke mas siap saya tunggu kelanjutannya 😀 ,pengen liat seberapa kuat tiap web server menangani pengunjung ribuan. hehe

    Thanks again

    1. Haha. Awalnya saya mau bilang sama saja mas. Sekian. 😀 Tapi rasanya kok ada yang kurang kalau ga ada penjelasannya.

      Kalau bicara standar ya mas, VPS dengan 512MB RAM. Anggap Digital Ocean saja. Itu dengan setting default dan pengunjung 2000an per hari baru agak kerasa kewalahan. Kurang di RAM dan di CPU. Coba tambahkan PHP OPcache dan Memcached supaya mengurangi beban server. Anda pakai WordPress? Plugin cache sangat membantu. Serius. Dulu saya kira tidak perlu kalau sudah pakai VPS. Haha. 😀 Ya belajar lah.

      Nah… kalau PageSpeed Module buat saya masih opsional mas. Kalau bisa dan mudah ya bagus, tapi kalau repot ya kapan – kapan saja.

  4. mas nubie tanya lagi nih..
    pas cmd yum install MariaDB-Server muncul msg ini :

    Error: Package: lsphp56-mysql-5.6.17-1.el6.x86_64 (@litespeed)
               Requires: libmysqlclient.so.16()(64bit)
               Removing: mysql-libs-5.1.73-5.el6_6.x86_64 (@base)
                   libmysqlclient.so.16()(64bit)
               Obsoleted By: MariaDB-compat-5.5.47-1.el6.i686 (mariadb)
                   Not found
    stack ku : Centos 6.7 64bit mem 1GB 
    
    untuk repo mariadb udah aku sesuaikan untuk yg 64bit 
    solusinya gimana yah?
    1. Halo mas Aziz, itu… konflik versi aplikasi antar repository mas. Jadi repo mariadb itu memiliki paket aplikasi libmysqlclient.so.16()(64bit) yang lebih baru versinya dibandingkan yang ada dalam CentOS, masalahnya ada paket aplikasi lain yang masih menggunakan versi lamanya (dependensi) dari repo base dan belum diupdate supaya kompatibel.

      Solusinya baru terpikirkan menonaktifkan repo MariaDB mas, tapi masalahnya installnya dari sana. 🙁

      Ini bukan dari VPS yang baru atau bersih mas? Atau sudah terinstall hal – hal lain?

    1. Oke mas, saya agak bingung solusinya. Kalau didisable repo MariaDB kan jadi batal installnya mas. Coba versi 10/10.1 bagaimana mas?

      Untuk CentOS 6 64-bit:

        MariaDB 10.0:

      • [mariadb]
        name = MariaDB
        baseurl = http://yum.mariadb.org/10.0/centos6-amd64
        gpgkey=https://yum.mariadb.org/RPM-GPG-KEY-MariaDB
        gpgcheck=1
      • MariaDB 10.1:

      • [mariadb]
        name = MariaDB
        baseurl = http://yum.mariadb.org/10.1/centos6-amd64
        gpgkey=https://yum.mariadb.org/RPM-GPG-KEY-MariaDB
        gpgcheck=1

      Atau coba Percona saja mas sekalian. Hehe. 😀

      Oh free trial 60 hari ini mas: https://www.dewaweb.com/free-trial-60-hari-ssd-cloud-server/ ? Baru tahu saya, tapi syaratnya ketat juga ya dan ga jadi ikut nyoba gara – gara ada upload KTP. Oh ya, itu VPSnya yang 1GB RAM 1 vCPU tarifnya 300.000 per bulan lho mas. Jangan lupa dicancel kalau tidak ingin dilanjutkan.

      Tampaknya DewaWeb menggunakan data center milik Leaseweb di Singapura.

      1. udah bisa mas.. jadi pake mariadb karena percona aku blum tau caranya.. nanti deh..

        tapi sekarang pas mau login langsung blank.. knp ya? pgn bisik urlnya kemana ya? heheheh.. fb nya dong mas..
        thanks

  5. sorry mas.. ternyata bisa.. aku refresh baru dia masuk ke admin page
    Thanks

    oia nanya mas mengenai varnish gimana tuh? ditunggu tutorialnya 🙂

    1. Sep mas 🙂 Saya kira gara – gara diblokir firewall awalnya.

      Kalau Varnish saya sendiri sangat berminat mas mencobanya. Saya tampung dulu ya, semoga bisa secepatnya menuliskan. Ada preferensi stacknya apa mas? Debian/Ubuntu/CentOS? Versinya? Kalau tidak ya saya pakai CentOS 7 dan stack LEMP standar nantinya.

      Oh ya mas, gimana VPS DewaWebnya? Bagus tidak? Saya request dishare dong benchmarknya. Pakai bench.sh dan UnixBench sudah cukup mewakili tes bandwidth dan estimasi performanya. 🙂

  6. Stack nya Centos 6 atau Centos 7 boleh

    bench.sh lagi ga bisa di akses.. (nanti ya) berikut ini hasil unixbench :

    
    Benchmark Run: Fri Feb 05 2016 01:48:51 - 02:17:04
    1 CPU in system; running 1 parallel copy of tests
    
    Dhrystone 2 using register variables       24821714.5 lps   (10.0 s, 7 samples)
    Double-Precision Whetstone                     2980.5 MWIPS (10.0 s, 7 samples)
    Execl Throughput                               3165.6 lps   (29.7 s, 2 samples)
    File Copy 1024 bufsize 2000 maxblocks        570466.0 KBps  (30.0 s, 2 samples)
    File Copy 256 bufsize 500 maxblocks          160194.5 KBps  (30.0 s, 2 samples)
    File Copy 4096 bufsize 8000 maxblocks       1079175.9 KBps  (30.0 s, 2 samples)
    Pipe Throughput                             1543049.9 lps   (10.0 s, 7 samples)
    Pipe-based Context Switching                 199437.3 lps   (10.0 s, 7 samples)
    Process Creation                               7639.5 lps   (30.0 s, 2 samples)
    Shell Scripts (1 concurrent)                   3714.8 lpm   (60.0 s, 2 samples)
    Shell Scripts (8 concurrent)                    470.0 lpm   (60.1 s, 2 samples)
    System Call Overhead                        1893556.6 lps   (10.0 s, 7 samples)
    
    System Benchmarks Index Values               BASELINE       RESULT    INDEX
    Dhrystone 2 using register variables         116700.0   24821714.5   2127.0
    Double-Precision Whetstone                       55.0       2980.5    541.9
    Execl Throughput                                 43.0       3165.6    736.2
    File Copy 1024 bufsize 2000 maxblocks          3960.0     570466.0   1440.6
    File Copy 256 bufsize 500 maxblocks            1655.0     160194.5    967.9
    File Copy 4096 bufsize 8000 maxblocks          5800.0    1079175.9   1860.6
    Pipe Throughput                               12440.0    1543049.9   1240.4
    Pipe-based Context Switching                   4000.0     199437.3    498.6
    Process Creation                                126.0       7639.5    606.3
    Shell Scripts (1 concurrent)                     42.4       3714.8    876.1
    Shell Scripts (8 concurrent)                      6.0        470.0    783.3
    System Call Overhead                          15000.0    1893556.6   1262.4
                                                                       ========
    System Benchmarks Index Score                                         972.5
    

    gimana tuh mas? sayangnya mahal yah..

    1. Oke mas, saya coba buat stacknya dulu dan mengujicoba hasilnya.

      Trims mas Aziz buat benchmarknya. Berarti tinggal bagaimana konektivitas VPSnya saja. Tapi performa Cloud Server DewaWeb ini masih kalah dengan DigitalOcean yang cuma 512MB mas. Sama – sama Singapura dan misal pakai Droplet yang 1GB pun cuma separuh harga lah per bulannya.

    1. Tidak perlu ngapa-ngapain mas. Selama anda install dari repository biasanya sudah disettingkan dalam init script Linuxnya.

      Paling mudah cek daftar proses yang dijalankan pada saat startup:

      ls /etc/init.d/

      Ini di VPS saya:

      crond      garb      killall      netconsole        quota_nld    sandbox  udev-post
      exim       halt      lsws         netfs             rdisc        single   vzquota
      fail2ban   ipset     modules_dep  network           restorecond  sshd
      functions  iptables  mysql        newrelic-sysmond  rsyslog      sysstat

      Tapi saya pernah bahas sekilas soal auto-start service di CentOS: https://servernesia.com/892/cara-auto-start-service-centos/

  7. ohh begitu jadi sudah aman ya asal dari repositori, terima kasih mas. Oke siap langsung meluncur.

    Oiya sedikit info juga, saya tadi buka situsnya Openlitespeed mediawiki tepatnya tentang cara install Openlitespeed. Di bagian paling bawah terkejut juga ternyata mereka merekomendasikan blog ini untuk tutorial versi bahasa Indonesia http://open.litespeedtech.com/mediawiki/index.php/Help:Installation . 😀 selamat mas Chandra 😀

    1. Mau coba OpenLiteSpeed ya mas? Haha. 😀 Saya aslinya pakai ini karena iseng, karena itu saya buat hosting blog baru. Sekalian ujicoba. Agak bosan pakai Nginx. Ingin mencoba rumput tetangga yang tidak kalah hijau jadinya. 😛

      Kalau wikinya OpenLiteSpeed kita bisa minta menambahkan link kok mas dan nanti akan diberi hak akses kalau tujuannya jelas. Sudah dapat restu dari pengelolanya untuk referensi bahasa Indonesianya kesini. 🙂 Apalagi ternyata sangat jarang yang bahas OLSWS yang bahasa Inggris apalagi Indonesia. Hehe. 😀

  8. Iya nih lagi semangat belajar dan testing mas hahah 😀 . Sudah dicoba langsung di Google Page Speed rasanya kaya sudah otomatis dioptimasi ya cukup praktis dengan setting standar.

    Ohh kirain dari sananya yang nambahin mas jika ada yang dirasa bagus. Selamat pokoknya 😀 hahaha. Iya betul malah saya cari di internet jarang yang bikin tutorialnya, mungkin yang bakal mempopulerkan Openlitespeed orang Indonesia khususnya dari blog ini 😀

    1. Bakal lebih cepat lagi kalau mas aktifkan HTTP/2, ini butuh SSL tapi. TInggal anda ikuti saja tutorial mengaktifkan HTTPS di OpenLiteSpeed dan beri centang pada HTTP/2 di panelnya. Selesai. Haha. 😀 Mudah banget kok mas.

      Sebelumnya saya cuma usul ke pihak LiteSpeed mas kalau diberi referensi/tutorial dalam bahasa lain di wikinya. Eh malah diberi user untuk edit sendiri. Haha. 😀

  9. hahaha 😀 betul juga, pakai SSL gratis Wosign kaya mas Chandra juga lumayan 3 tahun bisa ngirit. Oiya SSL gratis Wosign dibandngkan berbayar apa hampir sama kualitas keamanannya mas ?

    Beruntung banget mas Chandra artikelnya bisa nangkring disana apalagi diberi akses user buat edit 😀 kapan saya bisa kaya gitu ya artikelnya direkomendasikan oleh orang luar negeri hahahaha

    1. Singkatnya sih secara implementasi dalam web server tidak ada bedanya mas. Mungkin akan saya buatkan pengenalan jenis – jenis sertifikat SSL supaya tidak salah paham nantinya. 🙂

      Proaktif mas, tanya saja. Ga rugi apa – apa kan kalau tanya. 🙂 Apalagi kalau yang diajurkan ada manfaatnya, bukan spam atau semacamnya.

  10. Halo mas Chandra,
    Kabar baik ya mas?

    setelah saya banyak baca reperensi mengenai openlitespeed dari blog mas Chandra,
    dari mulai install webserver, php, mariadb hingga ssl yang saya praktekkan dan Alhamdulillah, saya persis mengikuti step by stepnya dan bisa.
    apalagi setelah saya migrasikan wordpress saya dari yang sebelumnya menggunakan web server apache dengan hasil loading page yang memuaskan,
    saya pun mulai jatuh hati dengan openlitespeed ini karena loading page nya yang cukup bagus untuk ukuran pengalaman saya yang baru pertama kali setting self host sendiri.

    Tapi diujung perjalanan saya setelah menginstall beberapa script plugin dan script ArpReach untuk aplikasi email,
    saya menemukan pada halaman setting dari aplikasi ArpReach itu ketika di click submit pada form configurasi selalu ada open file show yang tidak ada tipe file nya.

    ini kira kira kesalahannya dimana ya mas?

    untuk sementara ini saya kembali menggunakan apache karena khawatir keburu ditanya sama bos di kerjaan soal websitenya yang tidak bisa diakses
    .
    Terimakasih Mas Chandra.

    1. Halo mas Sakidi, baik – baik saja mas. 🙂 Sep lah kalau bisa membantu mas memahami OpenLiteSpeed. Saya dulunya iseng saja coba – coba, ternyata kok cocok. Haha. 😀 Biasa pakai Nginx soalnya.

      Nah… ada pesan error yang muncul mas? Kalau bisa dituliskan lengkap. Soalnya ARPReach saya belum pernah coba dan itu script berbayar. Bila bisa discreenshot akan lebih baik.

  11. kalau error code tidak ditemukan mas,
    saya buka buka di log file juga tidak ketemu.

    hanya setiap kali saya click tombol submit di form configurasi,
    pada browser selalu muncul download show file mas.

    sayangnya untuk ss tidak dapat saya kirim dikarenakan web server kembali ke webuzo mas.

    barangkali minggu depan saya coba reinstall vpsnya untuk coba lagi.

    Terimakasih Mas Chandra.

    1. Hmm… tampaknya karena jenis file yang seharusnya ditampilkan dalam browser dianggap file untuk didowload mas. Boleh tahu contoh nama filenya yang didownload? Terutama ekstensinya.

      Wah… Webuzo ga terlalu berat mas? Terlalu kompleks dan berat. Ini opini pribadi sih.

      Oke mas, saya tunggu kabarnya. 🙂

  12. Halo mas Chandra,
    Semoga sehat dan sukses selalu.

    Mohon maaf saya tidak membaca balasan komen terakhir dari mas Chandra,
    Dikarenakan saya kelupaan mas di postingan yang mana saya tulis komentar. hehe.

    kebetulan saya mumet lagi dengan persoalan lain dan googling ehh, ternyata kebawa kesini lagi mas… hehehe…
    dan pada kesempatan ini boleh saya nanya lagi ya mas.

    pertanyaannya:
    adakah lsphp support module cli?
    kebutuhannya untuk menjalankan script pada cron job.

    sudah tiga hari muter muter di forum openlitespeed belum nemu.

    Terimakasih mas.

    1. Halo mas Sakidi, terimakasih atas doanya mas. 🙂

      Hmmm.. nanti saya cari plugin WordPress buat notifikasi saat komentarnya dibalas mas, biar ga bingung cari – cari lagi. Atau sementara waktu bisa mas buat topiknya di forum: https://peladen.win

      Soal CLI.. bisa dijelaskan dulu mas, ini mau jalankan script apa? Maksudnya script jenis shell/bash atau PHP? Mungkin bisa diberi gambaran juga ini fungsi scriptnya apa kok dibuat cronjobnya.

  13. scriptnya untuk php mas, masih meneruskan ArpReach ceritanya, untuk kebutuhan task schedule
    Maklum kalau sudah penasaran sulit berhenti hehehe.

    Baik saya buat Taufiknya di forum.
    Terimakasih mas.

    1. Oh bisa mas kalau mau pakai CLI untuk LiteSpeed supaya memproses script PHP, saya asumsikan masih pakai tutorial instalasi di artikel ini ya. Syntaxnya:

      /usr/local/lsws/lsphp56/bin/php lokasi_script_PHP/proses.php

      Tinggal adaptasikan pada cronjobnya.

      *Apa salah Taufik mas kok diikutkan? 😛 Haha.

  14. Malam mas chandra,
    Mo tanya step-by-step bagaimana cara mengganti versi php 5.4 ke versi php 5.6 serta install ioncube di OLS ya mas?
    Di Centos 7

    Sory masih newbie.soalnya

  15. Halo mas saya mau tanya, lebih baik menggunakan Apache + Nginx sebagai reverse proxy atau OpenLiteSpeed? Jika pengunjung hariannya sudah banyak.

    Terimakasih

    1. Banyak ini berapa mas? 😀

      Tapi saran saya sih, lebih nyaman pakai yang mana saja. Keduanya bagus tinggal optimasi saja, dan spesifikasi VPS ngefek.

Tinggalkan Balasan ke Muhammad Iqbal Putra Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *