Kenapa memilih VPS?

Setelah beberapa kali menuliskan sedikit panduan dan review VPS di kategori masing – masing, kali ini saya ingin membuka topik baru untuk berdiskusi. Kenapa sih kita lebih memilih VPS dibandingkan misal shared hosting, dedicated server, cloud hosting atau alternatif lainnya?

Setidaknya dari pengalaman pribadi, saya membutuhkan jalan upgrade dari shared hosting untuk salah satu blog (menggunakan WordPress) yang pengunjung per harinya sekitar 1000an per hari, dan ternyata ini membuatnya sering muncul 501 – Internal Server Error. Mungkin sudah kewalahan. Shared hosting ini memang lebih baik untuk situs baru atau yang traffic pengunjungnya masih belum banyak, lebih mudah, ekonomis dan efisien dibandingkan lainnya.

Sebenarnya sudah ada tawaran mengupgrade paket hosting menjadi lebih besar dan lebih tinggi batasan penggunaan resourcenya, tapi pertimbangan saya waktu itu adalah tetap saja sumber daya dalam satu server akan dibagi dengan seluruh akun hosting yang aktif. Apalagi keunggulan sebuah Virtual Private Server adalah resource server bisa kita gunakan secara semi-eksklusif dan harganya juga cukup bersaing. Bayangkan harga VPS dengan RAM 512MB bisa didapatkan dengan harga $15 atau sekitar Rp.180.000 saja.

Jadi alasan utama saya menggunakan VPS adalah kita lebih bebas dalam menggunakan resource server yang ada dan juga harganya termasuk murah. Lebih optimal lah price per performancenya daripada shared hosting. Sedangkan cloud hosting biasanya cuma nama marketing, dan dedicated server masih belum tentu diperlukan.

Dibalik kelebihan VPS tentu ada kekurangannya kan? Ya benar, saya ingat sewaktu pertama kali membeli VPS sebenarnya tidak ada ilmu dasar konfigurasnya sama sekali. Bahkan VPS tersebut (setelah gagal setting web server) karena frustasi dan ngambek 😛 saya biarkan nganggur selama kurang lebih 2 bulan.

Akhirnya begitu mendekati masa expired shared hosting dan sudah stress karena seringnya muncul error di website saya maka saya ulangi proses belajarnya dari awal. Tidak aneh – aneh kok, cuma sekedar Linux+Apache+MySQL+PHP saja.

Tentu saja masalah diatas tidak akan alami kalau menggunakan managed VPS alias diaturkan orang lain, tapi harganya akan lebih mahal, kelebihannya adalah adanya support sehingga bila ada masalah akan otomatis dibantu solusinya. Karena saya orangnya hemat dan ingin mandiri (pelit) maka saya memakai VPS jenis unmanaged, jadi seluruhnya harus diatur sendiri.

Yah… ini sekilas sejarah kenapa saya memilih VPS. Bagaimana dengan anda? Ada pengalaman menarik? 🙂

2 Comments

  1. salah satu kampus yg gunakan VPS adalah Universitas Medan Area, kalau tidak percaya test aja langsung ke website nya di uma.ac.id dan kepegawaian.uma.ac.id

  2. sama kang saya juga dulunya pakai shared hosting dan tidak puas dengan performanya makanya pelan pelan mau belajar vps …dan kebetulan terprovokasi dari web ini juga 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *