Rekomendasi distro Linux terbaik untuk VPS

Pertanyaan dari mas Deny soal distro Linux mana yang penggunaan RAMnya rendah membuat saya tergelitik ingin tahu. Selama ini saya lebih suka menggunakan CentOS dibandingkan Debian atau Ubuntu. Bukan karena menurut penilaian saya ada keunggulan atau yang terbaik melainkan karena saya belajar setting VPS pertama kali ikut tutorialnya juga CentOS. Haha. 😀 Sekarang sudah terlanjur kebiasaan.

Sekalian saja saya ingin melakukan riset tidak ilmiah yang akurasinya bisa dipertanyakan mengenai mana distro yang ramah terhadap resourcenya. Kendalanya template OS setiap provider VPS kadang tidak mengikuti standar. Jadi saya akan memanfaatkan DigitalOcean supaya standar dengan ukuran Droplet 512MB.
DigitalOcean Control Panel

Metodologinya sederhana:

  1. Update dulu sistem operasinya.
  2. Install LEMP (Nginx, MySQL, PHP-FPM) yang standar.
  3. Kemudian reboot.
  4. Memperhatikan penggunaan memorinya dengan perintah free -m.

Jangan lupa harap digunakan sebagai referensi saja dan saya menerima koreksi. 🙂

CentOS

CentOS ini adalah distro Linux kloning dari RHEL (Red Hat Enterprise Linux) yang digunakan pada server – server skala besar yang merupakan produk komersial. Cukup sering fitur – fitur terbaru dari RHEL akan dirilis terlebih dahulu di CentOS sebagai tempat ujicobanya. Karena itulah sudah terkenal akan kestabilannya dibandingkan fitur – fiturnya. Kekurangannya adalah software – software yang ada dari repositorynya seringkali versi lama. RAM yang dibutuhkan untuk instalasi CentOS adalah minimal 512MB.

CentOS 6 32-bit

             total       used       free     shared    buffers     cached
Mem:           498        480         18          0         18        409
-/+ buffers/cache:         52        446 
Swap:            0          0          0

CentOS 7 64-bit

              total        used        free      shared  buff/cache   available
Mem:            489         124          40           8         324         271
Swap:             0           0           0

Kalau saya rasa selisih penggunaan memori untuk stack yang sama dalam versi CentOS yang berlainan disebabkan arsitektur 64-bit. Dan bisa juga karena paket aplikasi defaultnya lebih baru dibandingkan di CentOS 6. Bisa jadi pertimbangan.

Debian

Nah… kalau Debian adalah distro yang juga terkenal akan kestabilannya karena harus melewati proses ujicoba hingga tahunan dan rendah penggunaan resourcenya. Merupakan pilihan utama saya kalau VPSnya memiliki RAM dibawah 512MB tapi diatas itupun jelas bisa. Cocok bagi yang tidak suka perubahan drastis pada setiap updatenya.

Debian 7 32-bit

             total       used       free     shared    buffers     cached
Mem:           502        479         23          0         24        389
-/+ buffers/cache:         65        437
Swap:            0          0          0

Debian 8 32-bit

             total       used       free     shared    buffers     cached
Mem:           500        469         30          9         22        376
-/+ buffers/cache:         70        430
Swap:            0          0          0

Sedangkan pada Debian 7 dan 8 bisa dikatakan setara penggunaan memorinya.

Ubuntu

Ubuntu secara pribadi saya anggap sebagai rilis terbarunya Debian karena setiap tahun ada 2 kali dan memang repositorynya sendiri lebih lengkap. Walaupun sudah ada versi terbarunya tapi saya tetap menggunakan yang 14.04 karena ini jenis LTS (Long Term Support). Pertimbangan saya adalah tetap adanya update selama 5 tahun sejak rilis, sedangkan yang standar cuma 2 tahun.

Ubuntu 14.04 32-bit

             total       used       free     shared    buffers     cached
Mem:           495        462         33          5         18        366
-/+ buffers/cache:         77        418
Swap:            0          0          0

Ubuntu 15.10 32-bit

             total       used       free     shared    buffers     cached
Mem:           494        456         37          5         19        297
-/+ buffers/cache:        139        354
Swap:            0          0          0

Ternyata semakin baru kok pemakaian RAMnya semakin tinggi juga, stacknya sama dan menggunakan repository default. Cukup menarik juga, jadi penasaran apa bedanya. Kalau tidak dicek sendiri kadang tidak tahu.

Mana yang terbaik?

Kalau saya secara pribadi selalu menggunakan CentOS 7 atau Debian 8 baru Ubuntu 14.04 LTS, satu karena masalah kebiasaan dan satunya lagi karena rendah resourcenya. Saya usahakan selalu menggunakan rilis terbaru karena yang pastinya ada perbaikan dan penambahan fitur dibanding yang lama. Juga masa dukungan dan update softwarenya masih lama. Tapi kekurangan versi terbaru ada resiko tidak kompatibel dengan kombinasi stack lama dan konsumsi memori ataupun resource lainnya yang lebih besar. Ya… kompromi lah. 😉

Tapi kalau diperhatikan lagi untuk kondisi awal maka kurang lebih setiap distro sama saja, jadi sisanya masalah anda memiliki preferensi atau lebih menguasai yang mana saja. Faktor ada tidaknya aplikasi yang ingin diinstall juga berpengaruh, seperti HHVM yang cuma ada di Debian dan Ubuntu.

Bagaimana dengan anda? Ada pengalaman yang bisa dishare? 🙂

31 Comments

    1. Trim suaranya mas Aziz, sesama fansnya CentOS nih. 🙂 Aslinya saya kira CentOS butuh memori lebih besar, orang – orang di forum sering berpendapat seperti itu. Ternyata dengan tes sekilas ya sama saja.

    1. Makasih pendapatnya mas Indra, tidak ada yang salah kok. Apalagi setelah diperhatikan perbedaan konsumsi RAMnya bisa diabaikan lah. Sama – sama bagusnya kok, dan betul kata anda cuma masalah kebiasaan saja. 🙂

  1. saya pilih ubuntu dulu, karena pertama kali belajar ya pake ubuntu..
    Tapi setelah baca artikel ini, jadi pengen coba2 bikin pake centos atau gak debian

    1. Sekarang saya antara pakai CentOS 7 atau Debian 8, lebih mengutamakan kestabilan versi. Ubuntu dengan rilis setahun 2 kali, walau kita ga wajib upgrade, menambah ribet banyaknya edisi yang harus diperhatikan. Untuk server lebih baik yang biasa – biasa saja. 🙂

  2. Debian, karena NASA memilih Debian sebagai OS laptop nya 😀

    Saya pilih Debian daripada Ubuntu karena pengalaman saya kadang script gagal berjalan di Ubuntu. Setelah saya telusuri penyebabnya ternyata pada saat sebuah script dibuat, script tersebut mengacu pada library versi 1.01. Lalu ketika script tersebut saya eksekusi gagal, rupanya server saya punya library yg lebih baru yaitu versi 1.02. Bayangkan server dengan library yang lebih baru justru gagal! -_-

    Kejadian bug seperti ini berulang kali terjadi hingga akhirnya saya pilih pakai Debian untuk server produksi saya…

    1. Setuju mas, lebih baru bukan berarti identik lebih baik. Malah kalau bisa tidak ada perubahan sama sekali selama sistemnya masih bekerja bagus. Cukup ini saja. Prinsipnya untuk kelola server itu If it ain’t broke, don’t fix it, kalau ga ada yang rusak jangan diperbaiki.

    1. Loh.. jangan salah mas, kalau kebiasaan dan sudah paham itu ngefek ke handal tidaknya juga lho. Bayangkan kalau administrasi server tapi ga tahu/biasa pakai, dijamin minimal lama ngerjakan apa – apa. Hehe. 😀

      Kalau untuk server utamakan kestabilan, jadi versi lama tidak masalah asal tidak bisa digoyang. 😀 Misal CentOS ya bisa pakai 6 atau 7 kalau butuh fitur yang lebih modern. Debian juga idem, pakai 7 untuk kompatibilitas dan 8 untuk yang lebih baru. Kalau Ubuntu usahakan yang LTS, berarti antara 14.04 atau 16.04.

      Sisanya rutin update, pasang firewall, dan batasi hak akses user yang tidak perlu.

      Nah sekarang saya pribadi kalau instalasi baru antara pakai CentOS 7 atau Debian 8. Pertimbangannya dukungan updatenya jangka panjang , jadi kalau ada celah keamanan bakal segera ditutup. Sedangkan rilis sebelumnya sudah mendekati akhir usia supportnya. Dan versi aplikasinya terus terang termasuk agak jadul, karena utamanya ya kestabilan daripada fitur. Walaupun keduanya edisi terbaru distronya.

      Kalau mau support yang panjang tapi ga mau terlalu kuno ya pakai Ubuntu 16.04 LTS sekarang. 🙂

      1. Wah sangat membantu banget, sepertinya saya lebih tertarik pad Debian mas
        Sekalian tanya mas, software linux yang untuk menghemat bandwidth selain squid apa mas?

        maklum newbee mas 😀

      2. Mas punya link download buat debian 8 gak, sepertinya sama tertarik ke debian 8 nya…
        Atau gak minta kirimin ke email mas
        hehehe

        Makasih sebelumnya

      3. Mas, saya udah download sesuai dengan link yang direkomendasikan oleh masnya tapi kok cuman 200an MB ya, sedangkan saya melihat ada yang 3 part dan itu setiap part 4GBan…
        Yang mau saya tanyakan apakah peruntukannya beda antara PC/Laptop dengan Server ?
        Kalau beda, terus yang untuk server itu yang mana mas..
        Terima kasih 🙂

      4. Kalau server itu minimalis memang mas, jadi mas bisa bayangkan cara penggunaannya full command prompt. Tidak ada tampilan grafis karena tidak berguna sebagai server.

        Ukurannya kecil karena selain tidak banyak paket aplikasinya, juga diasumsikan si user sudah paham apa fungsinya dan tahu cara melengkapi paket aplikasi yang dibutuhkan.

        Debian 7

        Debian 8

  3. Yang di ambil cuman netinst.iso nya mas padahal disitu ada CD1 – CD8, itu yang netinst.iso kan set inti kecil standart dari debian…
    Berarti kalau mau install packet kayak bind9 dan yang lainnya harus install secara online githu mas…
    Maaf banyak tanya mas, baru belajar soalnya sama mas nya..
    hehehe

  4. untuk penggunaan harian dilaptop kira-kira apa yg bagus ya mas untuk developer web, serta update yang g signifikan(capek uy ikut update mulu). btw bner g selain turunannya RHEL/redhat tidak bisa install cpanel?
    kelebihan dan kekurangan centos dan debian untuk sisi server kira-kira apa ya mas?
    saya masih bingung mau pilih. untuk jawabannya makasih mas

    1. Kayanya kalau developer – setidaknya teman saya – pada pakai Ubuntu mas, tapi yang LTS. Ya itu, mereka butuh hubungan yang stabil. 😀

      Cuma masalah beda tooling dan kadang aplikasi spesifik mas.

      Dan cPanel memang cuma RHEL/CentOS only.

    1. buat install di komputer sendiri mas, biar enak sambil belajar linux, saya mau instal centos7
      kalo di vps sudah install centos7
      ini lagi nyoba yang gratisan, google cloud platrom

    2. sudah berhasil install vestaCP di VPS google cloud, tapi saya ga bisa buka vestaCP nya menggunakan alamat IP yang diberikan di akhir installasi, itu kenapa ya

      1. long response mas, timed out terus, udah saya coba hapus dan install ulang,hasil tetap sama
        dan emai pemberitahuan alamat IP UserName dan Pswrd juga ga masuk ke email mas

  5. saya pemula linux. tp saya seneng dengan ubuntu server. saya punya server dengan ram 12gb, dan alhamdulillah server saya uptime 160 hari tanpa terkendala apapun. server nya sendiri tak pake buat web server berisi puluhan wordpress, dan juga tak jadikan file server, dan selama 160 hari ini, penggunaan ram stabil di angka 5 – 7gb.

Tinggalkan Balasan ke AdeHaze Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *