Katakanlah anda menemukan script menarik di internet, tinggal download pakai wget dan dalam server anda akan ada sebuah file nama_script.sh. Langkah selanjutnya tentu menjalankannya kan? Ternyata saat eksekusi perintah ./nama_script.sh Malah muncul pesan error: -bash: ./nama_script.sh: Permission denied. Nah lho. 🙁
Dulu saya pernah membahas bagaimana melihat riwayat perintah yang dieksekusi di Linux. Tampilannya sangat sederhana, cuma ada nomor urut dan perintah apa saja yang dijalankan. Dari sini biasanya sudah cukup mengira – ngira apa yang sedang dikerjakan, tapi secara spesifik kapan ya menebak – nebak jadinya.
Bahas hal yang fun saja kali ini. 😀 Kalau anda bosan buka SSH ke VPS tampilannya cuma hitam putih bagai foto lama maka bisa dipercantik sedikit dengan perwarnaan. Tidak ada keunggulan apapun, cuma masalah estetika saja. Mungkin kalaupun ada manfaatnya kita bisa segera membedakan jenis file dan direktori dalam Linux. 😀
Karena dalam mengelola server Linux kita sering berurusan dengan command line, dimana pasti kita akan mengetikkan perintah – perintah untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kadang karena spontan jadinya langsung dieksekusi saja dan misal berhasil tidak heran kalau lupa apa perintah juga parameternya. Tahukah anda kalau setiap perintah yang kita jalankan akan dicatat di Linux?
Shell disini bukan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) lho ya, melainkan program yang akan langsung mengeksekusi perintah – perintah anda di Linux. Kadang di distro lainnya disebut dengan Terminal dan di Windows dinamakan Command Prompt. Kalau kita berminat mempelajari setting server maka pasti kita akan sering menggunakannnya, suka atau tidak.
