Linux adalah sistem operasi server yang umum digunakan karena dapat diandalkan dan gratis.
Mungkin anda ingin memperketat manajemen akses dalam sebuah server. Salah satunya adalah dengan penggunaan kekuasaan root yang dibatasi lewat SSH, jadi kalau ingin pakai root untuk melakukan suatu hal wajib su dulu atau sudo setelah login SSH sebagai user biasa.
Dulu saya pernah membahas cara sederhana untuk melihat berapa besar bandwidth yang telah dipakai VPS Linuxnya. Sudah cukup puas aslinya tanpa perlu bukan panel bisa cek sekilas sudah habis berapa GB. Nah kemarin malam saya tercerahkan ternyata ada caranya untuk lebih mendetail lagi statistiknya dan sifatnya realtime, bukan akumulasi penggunaan bandwidth seperti satunya.
Pada CentOS untuk urusan instalasi paket aplikasi biasanya pakai yum dan keunggulannya semua dari repository jadi manajemennya mudah. Tapi kadang ada beberapa aplikasi yang tidak tersedia mungkin karena versinya lebih baru, atau tidak ada sama sekali karena tidak ada maintainernya. Jadi mau tidak mau kita harus mendapatkan file .rpm dan kita pasang secara manual.
Misal anda perlu mengalihkan trafik yang mengakses port 80 tapi layanannya aktif pada port 8080 dan kita tidak bisa menggantinya maka solusi alternatifnya adalah dengan melakukan redirect. Ya mungkin kita ingin mengakses panel VestaCP atau OpenLiteSpeed tapi karena pakai NAT VPS jadi terbatas dan tidak bisa memilih dapat range port berapa saja.
Salah sendiri bikin tutorial kok tidak lengkap, padahal cuma hal sesederhana ekstrak file ZIP tapi cuma pernah bahas untuk CentOS. Hehe. 😀 Kali ini panduan yang sangat basic versi Debian dan Ubuntu. Tinggal install paket aplikasi dari repository dan pakai saja intinya.
Pagi ini agak sibuk bantuin teman yang ingin migrasi dari Nginx ke Nginx. Lho? Tidak salah baca kok. Hehe. 😀 Jadi sebelumnya dia pakai Nginx yang diinstall dari source code, versi jadul banget tapi waktu itu butuh karena fiturnya (sudah lupa) belum ada yang mainline. Sekarang sekalian peremajaan software diniatkan untuk menggunakan repository saja, supaya…
Bukan, ini bukan membahas cara mengganti port SSH. 😀 Tapi ada pertanyaan yang masuk soal bagaimana caranya apabila sudah ada sesi SSH aktif (misal port 22) dan kemudian ingin agar SSH juga aktif pada port lainnya (misal 12345) secara bersamaan. Tapi sementara. Kalau boleh saya tebak, permintaan nyeleneh kaya gini itu tugas kuliah. Haha. 😀
Kemarin malam saya belajar hal baru saat mencoba Caddy web server, yakni di Linux sebenarnya user/proses bukan root tidak bisa menggunakan port dibawah 1024, istilah kerennya low ports. Ya… karena sekian tahun selalu pakai repository dan pakai root saat memasangnya mungkin saya tidak sadar bagaimana cara kerjanya. Ya, tercerahkan lagi jadinya. 😀
