Dapat laporan dari mas Agus soal tutorial saya sebelumnya soal Speedtest dari Ookla sudah tidak bisa digunakan. Saat dieksekusi malah muncul pesan kesalahan: The file speedtest_cli.py has been deprecated in favor of ' 'speedtest.py\nand is available for download at:\n\n' 'https://raw.githubusercontent.com/sivel/speedtest-cli/' 'master/speedtest.py Jadi saya update disini saja karena lebih mudah daripada mengedit yang sebelumnya. 😛
Dulu saya pernah membahas cara sederhana untuk melihat berapa besar bandwidth yang telah dipakai VPS Linuxnya. Sudah cukup puas aslinya tanpa perlu bukan panel bisa cek sekilas sudah habis berapa GB. Nah kemarin malam saya tercerahkan ternyata ada caranya untuk lebih mendetail lagi statistiknya dan sifatnya realtime, bukan akumulasi penggunaan bandwidth seperti satunya.
Nambah ilmu lagi saya, ternyata iptables selain sebagai firewall dan karena fungsinya untuk mengatur trafik dengan kriteria tertentu maka setiap paket data juga aliran bandwidth akan dihitung. Maka dari itu jelas bisa kita manfaatkan sebagai monitor bandwidth (sangat) sederhana. Cocok buat yang tidak ingin menginstall aplikasi tambahan atau ngecek panel VPSnya. 😀
Walaupun kuota bandwidth yang diberikan pada VPS yang disewa biasanya sangat lega dibandingkan shared hosting tapi kadang karena populernya situs kita maka bisa kena denda (overcharge) kelebihan penggunaannya. Kalau provider anda menerapkan biaya yang masuk akal per GBnya sih bukan masalah, tapi ada lho yang memberikan tarif berkali lipat karena kita pasti membayarnya atau disuspend.
Ngobrolin hal mendasar lagi soal VPS. Tahu darimana kita kalau koneksi internet dari provider VPS ke Indonesia cukup baik? Salah satunya adalah menggunakan ping ke alamat IP test yang diberikan oleh penyedianya. Atau ada file download yang bisa dicoba. Cukup sederhana memang. Tapi sudah cukup standar akan adanya Looking Glass yang fungsinya untuk estimasi bandwidth…
Karena hari ini hari terakhir saldo/credit bonus DigitalOcean saya berlaku – tidak banyak sih cuma sisa sekitar 10$an lah – daripada mubazir saya akan mendata performa masing – masing jenis Droplet dengan datacenter di Singapore karena relevan sekali dengan pengguna yang ada di Indonesia. Yah… semoga ada manfaatnya kalau pas milih – milih VPS yang…
Terinspirasi dari pertanyaan mas Narji membahas kecepatan port VPS, yang diberikan 1Gbps dengan kuota 1TB dan ingin menggantinya dengan 100Mbps tapi unmetered. Permintaan seperti ini kalau menurut pendapat saya karena khawatir ada resiko melebihi kuota bandwidth yang disediakan providernya dan nanti terkena biaya tambahan. Kadang cukup mahal harganya per GB.
Bandwidth VPS sangat berpengaruh terhadap kecepatan akses pengunjung apabila digunakan sebagai web server, karena itu lokasi menentukan prestasi disini. Jangan sampai salah pilih, atau syukur – syukur bisa pindah data center dengan mudah dan gratis. Saya sudah beberapa kali membahas benchmark singkat untuk koneksi internet server dari beberapa lokasi dan kali ini ingin memperlihatkan caranya…
