Untuk mendapatkan informasi mengenai VPS yang baru anda beli sebenarnya tidaklah susah tapi kita harus tahu mencarinya dimana dan menjalankan perintah apa di Linux. Ya, kita perlu memastikan kalau spesifikasinya sesuai dengan yang kita bayar kan?
Kali ini kembali ke dasar dahulu. 🙂 Semisal kita telah membeli sebuah VPS (Virtual Private Server) dengan sistem operasi Linux maka kita cuma akan diberikan informasi alamat IPnya dan password root yang diciptakan otomatis saat membuat VPSnya atau mengisikan sendiri. Nah… bagaimana langkah selanjutnya? Ya, kita bisa mengutak – atik setting servernya dengan terkoneksi lewat…
Proses install database server MySQL adalah hal yang mudah dan biasanya langsung digunakan begitu saja oleh PHP hanya dengan setting apa password rootnya. Tapi sebenarnya ada satu langkah wajib yang harus dilakukan setelah instalasinya, yaitu mengamankan settingnya yang default. Anda tidak harus bersusah – susah mengedit file my.cnf kok karena sudah ada cara yang gampang….
Repository adalah sumber software untuk diinstall di Linux, dan biasanya masing – masing distro sudah memiliki defaultnya jadi untuk menginstall berbagai macam aplikasi tinggal ketikkan saja perintahnya. Tapi kekurangannya untuk repository default adalah kadang tidak memiliki paket program yang dibutuhkan, biasanya karena masalah lisensi dan diletakkan pada repo eksternal.
Bagaimana caranya restart Linux? Kadang kita harus melakukannya karena telah melakukan modifikasi terhadap VPS dan baru akan aktif digunakan saat startup sistem operasinya. Karena ini server maka jelas cuma bisa memanfaatkan terminal atau SSH untuk perintah rebootnya.
Ceritanya dari Google Webmasters saya mendapatkan email bahwa beberapa situs saya lambat untuk dibuka dan diberi link hasil analisa pada PageSpeed Insights. Semuanya saya host di Nginx web server. Dari pengujiannya ditemukan ternyata kompresi GZIP tidak aktif untuk koneksi HTTP/HTTPS, padahal ini bisa menghemat bandwidth juga mempercepat loading website. Kok bisa lupa ya. Haha. 😛
Variasi dari script untuk melakukan benchmark VPS sebenarnya sudah banyak dan biasanya memiliki fokus sendiri – sendiri mengenai bagian mana yang akan dites. Tapi kalau anda ingin menguji bagaimana bandwidth server saat terhubung ke berbagai lokasi di dunia dan juga kecepatan I/O harddisk maka ada satu metode yang sudah cukup populer.
Ada saatnya karena kita terlalu sering mencoba – coba program di Debian atau Ubuntu membuat sisa kapasitas harddisk menjadi kritis, apalagi kalau anda menggunakannya di VPS yang aktif digunakan untuk kerja maka sebaiknya secara rutin membersihkan dari aplikasi yang tidak terpakai. Karena ini untuk server maka saya menuliskan solusinya dengan perintah terminal.
