Solusi 413 Request Entity Too Large

Kemarin saya baru saja menginstall ulang sebuah server yang menggunakan Hiawatha dan didalamnya saya gunakan untuk hosting situs WordPress. Nah… pas saya upload sebuah file plugin seukuran 2.3MB yang terjadi malah muncul pesan error 413 Request Entity Too Large. Langsung saja saya ingat kalau settingnya masih perlu dioptimalkan lagi, ini bisa disebabkan web servernya atau PHP kalau dari pengalaman.

Maksud error 413 Request Entity Too Large ini adalah kode HTTP bahwa ukuran file yang dikirimkan oleh pengguna (anda) terlalu besar atau melewati batasan yang telah ditetapkan. Cara memperbaikinya sendiri cukup mudah dan cepat tapi bisa disebabkan lebih dari satu faktor. Jadi akan saya akan saya tuliskan beberapa solusinya tergantung anda menggunakan web stack yang mana.

Apache

Pada konfigurasi Apache (httpd.conf atau apache2.conf) silahkan cek kode berikut:

LimitRequestBody 8388608;

Kode diatas akan meningkatkan batas file yang diupload ke 8 MB. Ini bisa digunakan di file .htaccess juga untuk yang menggunakan shared hosting.

Semisal masalah ini muncul saat anda menggunakan SSL pada lokasi tertentu di situs anda maka bisa coba ini:

<Directory "/lokasi/halaman/HTTPS">
SSLRequireSSL
SSLVerifyClient require
SSLRenegBufferSize 8388608
</Directory>

Nginx

Sedangkan untuk Nginx masih mirip, kita perlu mengedit file konfigurasinya (nginx.conf) dengan kode berikut:

client_max_body_size 8M;

Batasnya kita naikkan menjadi 8 Megabyte.

Hiawatha

Sedangkan untuk Hiawatha Web Server silahkan modifikasi file hiawatha.conf dan sisipkan kode berikut pada blok Binding:

MaxRequestSize = 8192

Satuannya adalah kilobyte, dan ini menandakan 8MB juga nantinya.

PHP

Aslinya penyebab error kemarin itu disebabkan PHP, jadi silahkan edit file php.ini dan ubah settingnya:

memory_limit = 32M
upload_max_filesize = 8M
post_max_size = 8M

Disamakan semua 8MB tapi bisa anda sesuaikan dengan kebutuhan anda. Saya tambahkan kode untuk meningkatkan jumlah memori yang bisa digunakan PHP karena ini bisa menjadi penyebabnya juga, bisa diabaikan kalau anda rasa tidak perlu. Bisa digunakan dalam file .htaccess juga dengan sedikit modifikasi.

Tentu saja jangan lupa restart software yang anda sudah edit konfigurasinya agar diterapkan perubahan yang telah dilakukan. Setelah itu silahkan tes lagi apakah sudah normal belum.

Semoga bermanfaat. 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *