Singkat saja, ceritanya saya sedang diminta teman mengecek vps yang terpasang VestaCP sebagai panel hostingnya. Saya kurang paham script yang ingin dipakai teman saya, tampaknya custom atau spesifik fungsinya dan yang pasti dilindungi enkripsi ionCube. Hal yang normal sebenarnya.
Karena VestaCP dilaporkan adanya celah keamanan yang menyebabkan server yang dibobol digunakan dalam jaringan botnet untuk DDoS maka ada provider yang mematikan VPSnya.
Pakai VestaCP? Maka besar kemungkinan server anda dalam resiko tinggi dibobol hacker, apalagi kalau settingnya dibiarkan default. Bisa dikatakan saya agak telat beberapa hari menuliskan ini karena sedang melakukan troubleshooting droplet DigitalOcean yang dimatikan karena terpasang panel VestaCP.
Kalau anda mengedit konfigurasi PHP maka untuk menerapkannya prosesnya sendiri perlu direstart. Ini adalah hal mudah kalau pakai mesin PHP-FPM biasa. Yang jadi sulit itu kalau sudah pakai susunan tidak standar seperti panel hosting VestaCP.
Mulai populernya VPS jenis NAT yang cuma ada alamat IPv6 yang dedicated menampakkan apa kekurangan dari VestaCP. Panelnya belum mendukung penggunaan eksklusif dari IPv6, jadi harus pakai IPv4 kalau mau lancar jaya dalam penggunaannya atau minimal dual stack. Tapi bukan berarti tidak bisa dipakai, cuma kita perlu mengakalinya saja.
Walaupun sudah menggunakan VPS untuk mayoritas situs yang saya kelola tapi kadang saya masih suka menggunakan shared hosting, apalagi kalau si pengguna awam dan ingin panel agar mudah melihat sendiri apa – apa saja yang bisa disetel. Khusus untuk mencoba – coba atau untuk website yang trafiknya masih kecil dan saat saya malas mensettingnya biasanya…
Kalau dulu saya ngebet pindah dari shared hosting ke VPS karena dengan harga yang sama bisa dapat resource yang lebih besar, juga kita lebih bebas mengobrak – abrik konfigurasinya. Bahkan dalam 2-3 tahun pertama setiap website yang saya kelola pasti dihosting dalam VPS, dalam perjalanan tidak terasa bebannya apabila masih bisa dihitung jari. Tapi terasa…
Dengan bermasalahnya VPS Virtwire (lokasi Los Angeles) dan membuat seluruh website yang dihosting didalamnya down selama hampir 2 hari membuat saya terpaksa melakukan migrasi datanya ke DigitalOcean sementara waktu. Untungnya saya selalu menyimpan backup otomatis ke Dropbox, jadinya tidak ada data yang hilang.
