Linux adalah sistem operasi server yang umum digunakan karena dapat diandalkan dan gratis.
Dapat pertanyaan followup dari mas Hartono soal pembahasan akses HTTP dan HTTPS pada VPS tapi dibatasi hanya dari CloudFlare. Fungsinya ya memblokir setiap usaha sambungan koneksi HTTP/S ke salah website yang dihosting. Jadi tidak bisa bypass CloudFlare. Bedanya kalau dulu masih pakai iptables maka sekarang firewalld yang dipakai CentOS 7.
Menambahkan tips lagi. 😀 Kali ini untuk penggunaan Linux secara umum. Setiap instalasi baru atau format harddisk/SSD maka akan ada pilihan filesystem. Tapi kalau kita pakai di VPS kan sudah terima jadi. Mungkin penasaran yang digunakan apakah ext3, ext4, ZFS, ReiserFS atau malah FAT32?
Sedang kehabisan topik jadi share tips saja. 😛 Kita sudah menambahkan peraturan service mana saja yang boleh online dan juga beberapa port penting ikut ditentukan menggunakan firewalld. Tapi tahu darimana kalau setelah ditambahkan sudah aktif? Memang bisa kita langsung coba membuka koneksi, tapi kurang elegan bukan? 😀
Ini sebenarnya masih berhubungan dengan tutorial kemarin soal install PHP-FPM versi terbaru, kan ada 3 versi (5.6, 7.0, dan 7.1). Apabila bingung mau pakai yang mana ya install saja semua, tapi yang diaktifkan cuma salah satu versi saja. Jadi bisa multiple PHP dan dipasangkan bersampingan.
Setelah waktu yang cukup lama akhirnya bisa memenuhi request mbak Shafira untuk pembahasan firewalld yang merupakan pengganti iptables pada CentOS 7. Terus terang saya masih lebih biasa pakai iptables. 😛 Untungnya peraturan firewall itu bukan hal yang perlu sering dimodifikasi. 😀
Dapat email dari mas Jhon menanyakan cara install PHP-FPM di Ubuntu agar mendapatkan versi terbarunya. Masalahnya kalau pakai repository default dapatnya versi jadul, kalau tidak salah 5.5, sedangkan sekarang sudah 5.6 dan bahkan bisa pakai kepala 7.0 keatas juga. 🙂
Python adalah salah satu bahasa pemrograman server side yang cukup populer, sejenis dengan PHP. Aslinya sudah lama sekali saya tidak mengutak – atik aplikasi Python secara langsung. Jadi cuma share saja bagaimana itu Python di Linux. 😀
Dulu saya pernah membahas bagaimana cara mencari file di Linux dan juga lokasi terinstallnya program. Sekarang saya ingin mengenalkan satu metode alternatif lagi yang bisa dimanfaatkan untuk melacak lokasi file ada dimana dalam sistem operasi Linux. Keunggulannya dua: lebih cepat daripada find dan syntaxnya lebih manusiawi.
