Review DigitalOcean: Cloud server murah dengan fleksibilitas tinggi

Digital Ocean adalah nama besar dalam dunia server, mereka menyediakan infrastruktur berbasis cloud dan bagusnya semua menggunakan SSD jadi kecepatan baca tulisnya jauh lebih cepat dibandingkan dengan harddisk. Apalagi dengan fitur cloudnya kita bisa mengupgrade ke paket yang lebih tinggi dengan satu klik, atau kalau sudah tidak perlu tinggal didowngrade lagi. Mudah kan?

Digital Ocean sendiri menyediakan beberapa jenis paket cloud server yang disebut Droplet, yang paling murah adalah sebesar $5 per bulan dengan 1 CPU Core, 512MB RAM, 20GB SSD, 1 IPv4 dan bandwidth 1 TB per bulan. Tapi penggunaan dihitung per jamnya.
digitalocean-droplet-hostname-size

Jadi kalau butuh menguji sesuatu dalam waktu singkat atau tes instalasi software dalam server dengan kombinasi stack tertentu maka ini adalah pilihan terbaik. Daripada kita beli VPS dan bayar sebulan setelah itu menganggur 27 hari. Pengalaman pribadi soalnya. Haha. 😀 Kita akhirnya cuma membayar beberapa sen Dollar saja kalau menggunakan Digital Ocean, asal tidak lupa menghancurkan Dropletnya.

Disini saya memilih lokasi server Singapura karena dekat dengan Indonesia secara geografis juga koneksi internetnya, jadi kalau digunakan untuk web server maka lebih baik pilih SG. Harganya sama semua kok. Fitur – fitur opsional juga ada seperti Private Networking apabila anda ingin menyambungkan beberapa droplet dalam satu jaringan, Backup untuk membuat cadangan data otomatis, alamat IPv6, dan masih ada lagi. Tapi tidak semuanya gratis lho, harap anda perhatikan baik – baik sebelum menambahkannya.

Nah… mari kita lanjutkan dengan benchmark dari bench.sh:

wget -qO- bench.sh | bash
CPU model            : Intel(R) Xeon(R) CPU E5-2630L v2 @ 2.40GHz
Number of cores      : 1
CPU frequency        : 2399.998 MHz
Total amount of ram  : 498 MB
Total amount of swap : 0 MB
System uptime        : 0days, 0:4:36
----------------------------------------------------------------------
Node Name			Node IP address		Download Speed
CacheFly			205.234.175.175		24.1MB/s
Linode, Tokyo, JP		106.187.96.148		16.7MB/s
Linode, Singapore, SG		139.162.23.4		106MB/s
Linode, London, UK		176.58.107.39		6.69MB/s
Linode, Frankfurt, DE		139.162.130.8		6.09MB/s
Linode, Fremont, CA		50.116.14.9		6.68MB/s
Vultr, Dallas, TX		108.61.224.175		6.08MB/s
Vultr, Seattle, WA		108.61.194.105		6.14MB/s
Vultr, Los Angeles, CA		108.61.219.200		6.50MB/s
Vultr, Frankfurt, DE		108.61.210.117		4.50MB/s
Vultr, Tokyo, JP		108.61.201.151		16.3MB/s
Softlayer, Dallas, TX		173.192.68.18		9.22MB/s
Softlayer, Seattle, WA		67.228.112.250		13.0MB/s
Softlayer, Frankfurt, DE	159.122.69.4		10.1MB/s
Softlayer, Singapore, SG	119.81.28.170		107MB/s
Softlayer, HongKong, CN		119.81.130.170		48.4MB/s
----------------------------------------------------------------------
I/O speed : 1073741824 bytes (1.1 GB) copied, 1.43901 s, 746 MB/s

Bisa terlihat konektivitas bandwidthnya lebih baik kalau diakses dari regional Asia dan walaupun dari Amerika atau Eropa masih tergolong bagus. Biasanya kalau server kita di Amerika atau Eropa pasti pas – pasan bandwidthnya saat dites ke Asia. Kecepatan SSDnya juga sangat terasa bedanya, mencapai 746MB/s! Bisa sangat meringankan kalau software yang dieksekusi sering melakukan proses baca tulis, jadi system load servernya tidak tinggi hingga menghalangi proses lainnya. Dijadikan swap file juga bisa apabila besar RAMnya kurang tapi enggan upgrade paket.

Sekarang disusul tes performa server dengan UnixBench:

   #    #  #    #  #  #    #          #####   ######  #    #   ####   #    #
   #    #  ##   #  #   #  #           #    #  #       ##   #  #    #  #    #
   #    #  # #  #  #    ##            #####   #####   # #  #  #       ######
   #    #  #  # #  #    ##            #    #  #       #  # #  #       #    #
   #    #  #   ##  #   #  #           #    #  #       #   ##  #    #  #    #
    ####   #    #  #  #    #          #####   ######  #    #   ####   #    #

   Version 5.1.3                      Based on the Byte Magazine Unix Benchmark

   Multi-CPU version                  Version 5 revisions by Ian Smith,
                                      Sunnyvale, CA, USA
   January 13, 2011                   johantheghost at yahoo period com


1 x Dhrystone 2 using register variables  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 x Double-Precision Whetstone  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 x Execl Throughput  1 2 3

1 x File Copy 1024 bufsize 2000 maxblocks  1 2 3

1 x File Copy 256 bufsize 500 maxblocks  1 2 3

1 x File Copy 4096 bufsize 8000 maxblocks  1 2 3

1 x Pipe Throughput  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 x Pipe-based Context Switching  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 x Process Creation  1 2 3

1 x System Call Overhead  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 x Shell Scripts (1 concurrent)  1 2 3

1 x Shell Scripts (8 concurrent)  1 2 3

========================================================================
   BYTE UNIX Benchmarks (Version 5.1.3)

   System: servernesia: GNU/Linux
   OS: GNU/Linux -- 2.6.32-504.12.2.el6.i686 -- #1 SMP Wed Mar 11 19:05:53 UTC 2015
   Machine: i686 (i386)
   Language: en_US.utf8 (charmap="UTF-8", collate="UTF-8")
   CPU 0: Intel(R) Xeon(R) CPU E5-2630L v2 @ 2.40GHz (4800.0 bogomips)
          x86-64, MMX, Physical Address Ext, SYSENTER/SYSEXIT, SYSCALL/SYSRET, Intel virtualization
   19:02:28 up 10 min,  1 user,  load average: 0.15, 0.13, 0.08; runlevel 3

------------------------------------------------------------------------
Benchmark Run: Thu Nov 05 2015 19:02:28 - 19:30:38
1 CPU in system; running 1 parallel copy of tests

Dhrystone 2 using register variables       21235856.6 lps   (10.0 s, 7 samples)
Double-Precision Whetstone                     2603.7 MWIPS (9.8 s, 7 samples)
Execl Throughput                               5223.5 lps   (30.0 s, 2 samples)
File Copy 1024 bufsize 2000 maxblocks        910765.9 KBps  (30.0 s, 2 samples)
File Copy 256 bufsize 500 maxblocks          243461.0 KBps  (30.0 s, 2 samples)
File Copy 4096 bufsize 8000 maxblocks       1959353.4 KBps  (30.0 s, 2 samples)
Pipe Throughput                             1634857.1 lps   (10.0 s, 7 samples)
Pipe-based Context Switching                 309001.3 lps   (10.0 s, 7 samples)
Process Creation                              17909.1 lps   (30.0 s, 2 samples)
Shell Scripts (1 concurrent)                   5170.7 lpm   (60.0 s, 2 samples)
Shell Scripts (8 concurrent)                    701.6 lpm   (60.0 s, 2 samples)
System Call Overhead                        1988113.8 lps   (10.0 s, 7 samples)

System Benchmarks Index Values               BASELINE       RESULT    INDEX
Dhrystone 2 using register variables         116700.0   21235856.6   1819.7
Double-Precision Whetstone                       55.0       2603.7    473.4
Execl Throughput                                 43.0       5223.5   1214.8
File Copy 1024 bufsize 2000 maxblocks          3960.0     910765.9   2299.9
File Copy 256 bufsize 500 maxblocks            1655.0     243461.0   1471.1
File Copy 4096 bufsize 8000 maxblocks          5800.0    1959353.4   3378.2
Pipe Throughput                               12440.0    1634857.1   1314.2
Pipe-based Context Switching                   4000.0     309001.3    772.5
Process Creation                                126.0      17909.1   1421.4
Shell Scripts (1 concurrent)                     42.4       5170.7   1219.5
Shell Scripts (8 concurrent)                      6.0        701.6   1169.3
System Call Overhead                          15000.0    1988113.8   1325.4
                                                                   ========
System Benchmarks Index Score                                        1337.0

Memang cuma 1 prosesor saja yang diberikan ke kita untuk paket termurahnya tapi dari beberapa penyedia server – masih VPS semua – ini adalah skor tertinggi. Jadi bisa dikatakan cukup mampu menjalankan software yang membutuhkan pemrosesan intensif dalam waktu singkat. Kalau hanya digunakan untuk web server menggunakan Apache apalagi Nginx maka bisa melayani ribuan pengunjung per hari. Tinggal optimasi settingnya saja. 🙂 Kualitas server Digital Ocean sendiri cukup stabil, tapi kalau sudah banyak droplet dalam satu node kadang terasa perbedaan performanya. Hoki – hokian kalau ini.

Bagaimana uptimenya? Walau dalam benchmark anda bisa lihat droplet saya masih fresh tapi sebenarnya saya ada droplet – droplet lainnya yang sudah hidup lebih lama, tidak saya uji karena sudah masuk ke fase produksi jadi resiko mengganggu layanan yang sudah aktif didalamnya. Harap maklum. 🙂 Nah uptimenya sendiri sangatlah bagus, jarang sekali terjadi masalah. Kalaupun anda cuma beberapa menit saja. Bila memang efeknya fatal maka bisa segera dipindah ke datacenter atau sekalian ke regional lain.

Terakhir, bagaimana kualitas supportnya? Cukup bisa diandalkan saat kita mengalami masalah, tapi bukan minta bantuan setting server lho ya. Karena sistemnya unmanaged, jadi kita setel semuanya sendirian. Baca – baca saja tutorial di Digital Ocean sendiri sudah cukup membantu kok, saya sendiri belajar dari sana juga. 😀

Secara keseluruhan Digital Ocean adalah penyedia cloud server memiliki cara penggunaan yang mudah bahkan bagi pemula, harganya sendiri cukup terjangkau dan kalau sudah cukup besar kebutuhan anda dapat dengan mudah ditingkatkan ke paket yang lebih tinggi spesifikasinya. Cukup recommended lah. 🙂

12 Comments

  1. Halo admin servernesia..mohon pencerahannya..kebetulan saya baru migrasi dari blogspot ke PHP…dan benar2 newbie gak tahu soal hosting, VPS dan sejenisnya..

    Namun saat ini saya sudah membeli paket DO lewat jasa…sebesar 20 dollar perbulan dengan kapasitas ram 2 GB

    Yang saya mau tanyakan..apakah paket tersebut cukup untuk menampung trafik blog saya dengan page view 120 ribu per hari..atau terlalu mubazir…dan apakah nanti bisa di downgrade dengan mudah? Mungkin itu saj dulu yang saya pertanyakan..soalnya kalo soal perawatan..blog saya juga belum sepenuhnya pindah ke PHP ..masih dibuat theme nya hehehe..makasih ya admin servernesia…Gbu

    1. Halo mas Ikan Teri, mas tahu nanti dalam VPSnya diinstall apa saja? Optimasinya apa?

      Kalau kita cuma bicara polosan dengan stack LEMP (Linux, Nginx, MySQL, PHP) pada spesifikasi tersebut mungkin mepet ya sama trafiknya mas. Tapi saya yakin jasa yang anda sewa lebih tahu mas, kan yang pegang langsung. 🙂

      Yang bisa jadi masalah mestinya bukan memorinya tapi vCPU (jumlah prosesor). Yang anda sewa dari DigitalOcean itu dapat 2 vCPU. Yang pasti wajib cache, dari sisi server maksud saya.

      Anda kok tidak pakai WordPress.com saja mas? $99 per tahun kalau ga salah, tapi ada batasannya ga sama dengan self hosting.

  2. Iya mungkin saya terlalu cepat ambil keputusan..benar2 nol saya pengetahuannya dan gak tahu apa saja yang diinstal dan dioptimasi..tadinya sempat mau pakai wordpress tapi takut dibikin pusing juga sama plugin2nya hehehe…

    Ya ada rencana habis bulan ini mau les PHP tentunya harus dari dasar dulu seperti html gak bisa langsung PHP biar gak bikin repot orang terus

    Btw yang dimaksud 99 dollar itu wordpress premium yah..kemarin sempat cari reviewnya tp kayanya belum ada yang buat artikelnya

    Oh iya admin servenasia request dong bikinin artikel tentang cara perawatan VPS khususnya di digital ocean, biar kinerjanya optimal.. dan langkah2 apa saja yang harus dilakukan hehehe

    1. Asal mas ga ada kebutuhan mendadak saran saya sih belajaran dulu mas. Coba sewa VPS dulu, yang murah saja ga usah berkualitas. Kemudian target pertama bisa setting sendiri web server (bisa Apache, Nginx atau kombinasi keduanya), kemudian database server (MySQL, Percona atau MariaDB, ketiganya satu keluarga), dan pasangkan PHP (bisa 5.6 atau 7.0 tergantung siap mental tidak kalau pakai yang paling baru). Semakin sering masalah semakin pintar kok mas. 😛

      Aslinya ga perlu les PHP sih mas kecuali mau edit – edit CMS atau tema. Saya sendiri ga bisa. Hehe. 😀 Tapi tidak ada salahnya menambah ilmu.

      Betul mas WordPress yang itu, kalau mas ga mau repot ngurus hostingnya bisa dicoba. Seingat saya ada batasan tema dan plugin juga sih. Jadi ga bener – benar bebas. Sisanya unlimited kalau ga salah.

      Hmmm.. kalau ga ada kasus spesifik saya juga bingung bahasnya mas. Tapi kalau mulai dari awal saya bagi menjadi setting VPSnya untuk web hosting.

      LEMP (Linux, Nginx, MariaDB, PHP):
      https://servernesia.com/995/instalasi-lemp-centos-7/
      https://servernesia.com/806/yuk-install-lemp-paling-mutakhir/

      WordPress:
      https://servernesia.com/741/alur-instalasi-wordpress-vps/

      Optimasi dan Cache Nginx:
      https://servernesia.com/430/mengaktifkan-gzip-nginx/
      https://servernesia.com/566/mempercepat-nginx-pagespeed-module/
      https://servernesia.com/1258/konfigurasi-cache-konten-nginx/
      https://servernesia.com/1263/mengaktifkan-nginx-fastcgi-cache/
      https://servernesia.com/1361/mengaktifkan-open-file-cache-nginx/

      Tambahan (tidak harus Nginx):
      https://servernesia.com/1017/cara-install-varnish/
      https://servernesia.com/538/cara-install-memcached-centos-6/
      https://servernesia.com/888/cara-install-redis-centos-6/

      Tidak harus dilakukan semua. Targetnya mas yang setting LEMP dulu. Sisanya opsional mas. Ini belum bahas keamanan. Sampai saat ini saya juga masih belajaran kok mas, kemarin malah baru dihajar malware salah satu VPS saya: https://servernesia.com/1457/mengatasi-malware-redirect-vps/ Haha. 😀

  3. Wahh mantap tipsnya lengkap banget…ikutan di forumnya aja deh..biar lebih luwes nanya2nya hehehe

    1. Silahkan mas dan terimakasih mau join. 🙂 Saya nulis banyak juga karena ada permintaan/pertanyaan dari pengunjung lain kok. Daripada berdebu di notepad dokumentasi saya. Sekalian saya belajar dari pertanyaan – pertanyaan yang masuk.

  4. Trims Mas Chandra …. Sangat membantu sekali Tutor nya…. Oh iya… saya juga sama ama mas Ikan teri tuh…. Udah bikin web … tapi gak mau pakai share hosting, … maunya VPS… tapi gak tahu sama sekali tentang Instalasinya…. hehe….

    1. Haha… yang pasti jangan patah semangat mas. Pengalaman pribadi saja, pertama kali pegang VPS malah gagal total, sudah ikut persis tutorial di internet kok ga lancar. Ada saja errornya. Akhirnya emosi, ga diurus sebulanan. Eh coba lagi, mungkin karena pikiran sudah tenang, langsung bisa semua dasar – dasarnya. 🙂

      Mungkin mas lebih cocok kumpulan materi disini: https://servernesia.com/2766/belajar-vps-pemula/ dan kalau ada pertanyaan silahkan diajukan langsung.

  5. mas. kalau droplet yang 5 usd perbulan itu bisa 2 domain atau hanya 1 domain saja ya?

    saya rencana mau pakai DO utk hosting situs saya.

    Dana untuk transfer data ke droplet apakah data hasil backup dari hosting lama cukup dikirim by email atau bagaimana ya mas?

    sori banyak tanya, maklum masih newbie…hehe

    1. Kalau VPS/Droplet itu tidak ada batasan jumlah domain seperti shared hosting mas. Jadi jawabannya sekuatnya server. 😀

      Kalau masalah pindah data, ini yang harus repot, dilakukan secara manual untuk file dan databasenya. Belum setup web server dan segala macamnya.

      Saran saya baca – baca dulu bagaimana cara setting VPS, biar ga frustasi nanti pas pegang sendiri. 🙂

  6. Mas mau tanya, kalau droplet yang $5 itu saya install LAMP, apakah ukuran file yang masuk juga sama seperti kita install LAMP di localhost. Kira kira di server disk yang kepake untuk instalasi berapa ya dan apakah bisa muat 10 website Laravel. Maaf banyak nanya,,, soalnya baru pertama kali pengen coba vps.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *